hatinya pecah seribu
menyayat hati
meratap kesedihan
Kata-kata itu menikam terus ke jantung
perkhabaran yang disampaikan itu benar-benar mengguris luka di hatinya
bayang-bayang kesedihan dan kepiluan masih tercalit di wajahnya
pedih sungguh hatinya
menjunam ke paras yang terlalu parah
Hatinya terlalu dukacita
Sudah lama kutangisi kepiluan diri walaupun tiada air mata yang mengiringi
Mulut terkunci, hati terkatup dan tenggelam dalam kepiluan
harapannya jatuh berderai umpama jutaan debu yang berkeliaran
Tersentuh juga di pedalaman hatinya
duduk sugul di kepala katil
nadanya menikam jantung
namun senyumannya tidak dapat menutup mendung yang menyeliputi wajahnya
nada suaranya bagaikan sembilu menghiris tangkai hatinya
keluarkanlah jasadku daripada kesengsaraan
suara batinnya menggelepar
harapan itulah yang menyinari makam derita ini
bencana menimpa kerianganku
sedih berbaur kekecewaan
begitu meruntun (menarik / menyentak) jiwa dan perasaan
kini dia berasa kosong dan hampa
sehingga kini, rasanya masih mengalir darah-darah kepedihan di parut luka hatinya
rasa pilu mencucuk-cucuk tangkai hatinya
hidup tanpa meneguk sepuasnya kasih sayang
langit yang muram dan ombak yang resah
menemaninya dalam seribu kegelapan dan kesenyapan
saat demi saat menerbitkan detik-detik yang menusuk tajam ke lubuk sukmanya
bagai mencurahkan cuka di luka hatinya
dirinya bagai ditimpa gunung-gunung batu pejal yang pecah berserakan
memandang dengan sejemput kehampaan yang ternyata di air wajahnya
bunga-bunga kemesraan tidak langsung bercambah di wajahnya
segala macam deraan mendesak di segenap cepu kepalanya
dia meneguk air liurnya sendiri dengan hati terkilan
malam yang penuh dengan kekusutan dan kekalutan itu kian panjang
dadanya sebak bagaikan terisi air sampai ke tenggorok
sungguh menyusuk dan menyayat hati
sukar untukku memaparkan lukisan kekesalan yang sebenarnya tidak tercerna lagi
kian sayu dan redup, seredup petang ini
hatinya luluh
diselaputi perasaan pilu
mengubat luka yang parah dalam jiwanya
mengembalikan luka-luka yang lama berdarah
dunia ini seolah-olah diserang gempa raya yang maha dahsyat menggongcangkan perasaan dua sahabat itu
berkecamuk dengan perasaan hiba
dunia kecerahan kin telah diliputi awan gelap
kekesalan hatinya terhadap ayahnya begitu bertubi-tubi datangnya
hatiku rintih
hatinya hancur bagaikan kaca yang dihempas kuat ke batu
hatiku menangis pilu
hatiku ditimbuni kesedihan
sedih yang terlalu sukar nak dihapuskan dari perasaanku
hanya yang mengerti sahajalah yang dapat meneroka betapa hancurnya hati ini
jiwa ini terhiris
bagai dihiris-hiris hati ini, menahan kesakitannya
suara ibu mengandungi seribu derita yang tidak kesudahan
keharuan kembali mengisi dada
aku terpaksa menjerit dalam kekosongan
memukul tangkai hatinya
mencoretkan bisikan hati yang menangis
matanya murung, menghilangkan seri senyumnya
sinar matanya dilindungi mendung
ada cerita sedih yang berlabuh di matanya
matanya murung, menghilangkan seri senyumannya
matanya merenung sayu