Aspergillosis, candiasis

Cards (46)

  • infeksi jamur sistemik : jamur tersebar di dalam tubuh atau mengakibatkan infeksi dalam organ tubuh, yang kadang-kadang dapat membahayakan jiwa
  • Infeksi jamur permukaan : infeksi jamur yang paling sering terjadi. Infeksi jamur permukaan terbatas pada kulit, rambut, kuku dan mukosa
  • Infeksi jamur sistemik
    • Aspergillosis : disebabkan oleh Aspergillus sp
    • Candidiasis sistemik (khusus sistem pernafasan) : disebabkan oleh Candida albicans
  • Infeksi jamur permukaan
    • Kutu air (Athlete’s foot = Tinea pedis) : disebabkan oleh jamur jenis Trichofyton
    • Panu (pityriasis versicolor) : disebabkan oleh Malassezia furfur
    • Ketombe (dandruff = pityriasis capitis) : disebabkan oleh Pityrosporum ovale
    • Candidiasis : Candidiasis mulut (sariawan), candidiasis usus, candidiasis vagina (vaginitis), candidiasis kulit (terutama pada ketiak dan lipatan paha) disebabkan oleh Candida albicans
  • Karakteristik jamur
    ❑ Memiliki dinding dan membran sel
    • Komponen dinding sel : selulosa, khitin (pada bakteri tidak ada), manan, beta-(1,3)-glucan
    • Komponen membran sel : sterol (ergosterol), lipid
  • Karakteristik jamur
    ❑Mengalami aktivitas pertumbuhan (sintesis protein):
    • Menjalani tahap elongasi rantai polipeptida
    • Melibatkan enzim peptidil transferase
  • Kerja antijamur dengan dinding sel sebagai sasaran kerjanya adalah menghambat sintesis :
    • Khitin : komponen utama penyusun dinding sel jamur)
    • Mannan atau mannoprotein : pengisi ruang antar dinding sel)
    • sterol (atau membentuk kompleks): sterol dalam bentuk ergosterol khas pada dinding sel jamur dan tidak ada pada sel manusia
    • beta-(1,3)-glucan : khas pada dinding sel jamur dan tidak ada pada sel manusia
  • Sasaran kerja : sintesis khitin Jamur yang mengandung khitin:
    • Blastocladiella emersonii
    • Mucor rouxii
    • Neurospora crassa
    • Coprinus cinercus
  • Griseofulvin
    • Mekanisme kerja : menghambat sintesis khitin
    • spesifik untuk jamur-jamur dermatophyta (jamur yang menginfeksi kulit)
    • Bisa untuk rute oral
  • Griseofulvin
    • Mekanisme kerja : menghambat sintesis khitin
    • spesifik untuk jamur-jamur dermatophyta (jamur yang menginfeksi kulit)
    • Bisa untuk rute oral
  • antijamur yang menghambat sintesis manan.
    Jamur yang mengandung manan : Saccharomyces cerevisia
  • Tunikamisin
    • Mekanisme kerja : menghambat sintesis manan
  • Sasaran kerja : sterol
    Sterol oleh oleh antijamur dibentuk menjadi senyawa kompleks atau sintesisnya dihambat Jamur yang mengandung ergosterol : •Saccharomyces sp
    • Aspergillus sp
    • Candida sp (sebenarnya flora normal, menginfeksi jika SPT lemah) Antijamur terhadap sterol : golongan poliena, azol
  • Antijamur Golongan Poliena
    • Contoh : nistatin, amfoterisin
    • Bisa berinteraksi dengan kolesterol manusia
    • Mekanisme kerja :
    • membentuk kompleks dengan ergosterol • Terbentuk saluran pada membrane sel • Permeablitas membrane naik shg komponen yg dibutuhkan (gula, asam amino, asam nukleat, kalium dan ion-ion lain) keluar sel • Sel menjadi rusak
  • nistatin
    • Berasal dari Streptomyces noursei
    • Penyerapan di kulit dan mukosa praktis tidak ada (digunakan untuk candidiasis usus, candidiasis mulut, candidiasis vagina
  • nistatin
  • Amfoterisin B
    • Dihasilkan oleh Streptomyces nodosus
    • Derivatnya : amfoterisin A (kurang aktif)
    • Digunakan sebagai obat sistemis (oral dan intra vena sebagai infus) pilihan pertama
    • Digunakan pada penderita infeksi jamur sistemis dengan daya tahan tubuh lemah
    • Efek samping berat : nefrotoksik yang membatasi dosis dan lama penggunaan
  • Amfoterisin B
  • Amfoterisin B
    Dosis untuk infeksi jamur sistemik pada dewasa
    • Disuntikkan sebanyak 1 mg/kg berat badan untuk mengecek toleransi
    • diberikan suntikan di infus selama 20–30 menit dengan durasi 2-6 jam per hari
    • Diberikan dosis 0,25 mg/kg berat badan setiap hari
  • Amfoterisin B
    Pada infeksi berat dan cepat menyebar :
    • diberikan dosis awal 0,3 mg/kg berat badan setiap hari.
    • dosis ditingkatkan secara bertahap sebesar 5–10 mg per hari hingga dosis harian sebesar 0,5–0,7 mg/kg berat badan.
    • Pastikan dosis harian tidak lebih dari 1,5 mg per hari.
    • Durasi terapi bertahan selama 11 bulan.
  • Antijamur Golongan Azol Mekanisme kerja :
    Menghambat sintesis ergosterol
    Membran sel jamur menjadi tidak lengkap sehingga terjadi kebocoran • Kebocoran pada sel jamur menyebabkan hilangnya daya seleksi terhadap komponen yang keluar atau masuk dari atau ke dalam sel
    Akhirnya sel jamur mati
    Anti jamur golongan Azol terdiri dari :
    Derivat imidazole
    Derivat triazol
  • Antijamur derivate imidazol
    • bekerja berdasarkan pengikatan pada enzim sitokrom P450, sehingga sintesa ergosterol yang diperlukan untuk pembentukan membran sel jamur dirintangi dan terjadilah kerusakan pada membran tersebut.
    • Pada umumnya berspektrum kerja luas dan bertipe fungistatik
    • Pada penggunaan sistemik, sistem enzim manusia juga dapat dirintangi oleh obat derivat imidazol , yang mengakibatkan munculnya efek samping.
  • Contoh antijamur derivat imidazol ini antara lain mikonazol dan ketokonazol.
    Obat ini terutama digunakan sebagai obat topical, kecuali ketokonazol yang juga digunakan secara sistemis
    digunakan untuk pentalaksanaan aspergillosis dan candidiasis.
  • mikonazol
    • Berkhasiat fungisid kuat dan spektrum kerja sangat lebar
    • Lebih aktif dan efektif pada Candida sp daripada Aspergillus sp
    • Digunakan untuk infeksi jamur pada kulit kuku
    • Penggunaan pada infeksi kulit (krim 2%): selama 3-5 minggu •
    • Penggunaan pada infeksi kuku (tingtur): 8 bulan
    • Pengggunaan pada infeksi vagina (vaginal supositoria 200 mg) : 2 minggu
  • ketokonazol
    • Spektrum kerja mirip mikonazol
    • Untuk sistemis : Digunakan pada infeksi jamur sistemis yang parah dan kronis
    • Untuk local : digunakan pada gangguan ketombe hebat
    • Tidak efektif untuk infeksi oleh Aspergillus
    • Efek samping serius : hepatoksisitas
  • Mikonazol
  • Ketokonazol
  • Klotrimazol
    • Spektrum kerja relative lebih sempit daripada mikonazol
    • Untuk panu : krem atau lotion 1% (tidak dikenakan pada selaput lendir atau mata)
    • Pada vaginitis candida : tablet vaginal 200 mg selama 3 hari atau single dose 1 tablet vaginal 500 mg
  • klotrimazol
  • Antijamur derivate triazol
    • bekerja seperti derivate imidazole tetapi bersifat lebih selektif.
    • bekerja lebih selektif pada sistem enzim jamur daripada terhadap sistem enzim manusia.
    • tidak dianjurkan digunakan oleh wanita hamil karena berdasarkan uji pada hewan menimbulkan efek teratogenik.
    • Contoh : flukonazol, dan itrakonazol (misalnya digunakan untuk meningitis dan bronchitis yang disebabkan oleh jamur)
  • flukonazol
    • diabsorpsi cepat setelah pemberian oral, tidak bersifat hepatotoksis.
    • harus dilakukan penyesuaian dosis pada penderita gagal ginjal karena obat ini 80% utuh saat dieksresikan melalui urin.
  • Flukonazol
  • Itrakonazol
    • Bersifat fungisid dengan sepktrum luas termasuk pada Aspergillus.
    • Tidak dianjurkan untuk Wanita hamil karena berdasarkan uji pada hewan menimbulkan efek teratogenic.
    • Memiliki efek samping yang lebih ringan baik pada hati maupun ginjal
  • Itrakonazol
  • Vorikonazol
    • Obat golongan triazol yang terbaru dibandingkan obat lain
    • Merupakan pilihan pertama terhadap infeksi Aspergillus invasive parah pada penderita yang daya imunnya terganggu.
    • Efek samping : gangguan visual (penglihatan kabur, fotofobia, penglihatan warna berubah)
  • vorikonaol
  • Sasaran kerja : beta-(1,3)-glucan
    • Beta-(1,3)-glucan adalah suatu komponen penting pada dinding sel jamur yang tidak ada pada sel mamalia
    • Obat ini bekerja menghambat sistensis beta-(1,3)-glucan sehingga sistensis dinding sel jamur mejadi terhambat
    • Golongan Antijamur yang bekerja menghambat sintesis beta-(1,3)-glucan adalah golongan echinocandin misalnya : caspofungin, micafungin dan anidulafungin.
  • Keunggulan golongan Echinocandin:
    • aktivitas fungisidal terhadap spesies Candida,
    • Rendahnya resistensi terhadap obat,
    • profil keamanan lebih baik
    • interaksi dengan obat lain lebih sedikit
  • Kekurangan golongan Echinocandin:
    • memiliki berat molekul besar dan tidak stabil dalam asam, sehingga tidak dapat diberikan per oral.
    • Meskipun secara umum echinocandin aman, terdapat laporan kejadian efek samping terkait jantung yang tidak dapat dijelaskan seperti aritmia dan gagal jantung pada beberapa pasien setelah pemberian caspofungin
  • Antijamur yang bekerja menghambat Sintesis protein :
    • Menghambat elongasi rantai polipeptida : mis. Paktamisin
    • Menghambat peptidil transferase : mis. Blastisidin
    • Menghambat sintesis DNA : mis, Flusitosin