PK BLOK 6

Cards (58)

  • Pemeriksaan kadar hemoglobin metode tallqvist
    Prinsip: membanding warna darah seseorang pada kertas saring dengan warna pada buku skala tallqvist dimana warna 100% setara dengan 15,8 g/dl hemoglobin
  • Pemeriksaan kadar hemoglobin metode tallqvist
    • Antikoagulan: EDTA
    • Hasil pemeriksaannya sangat kasar (kurang akurat)
    • Keuntungan: mudah, praktis, cepat
  • Nilai normal hemoglobin
    • Perempuan 12-16 g/dl
    • Laki-laki 13-18 g/dl
  • Pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli
    Prinsip: darah ditambah asam (HCl 0.1N) akan membentuk hematin asam yang berwarna coklat. Warna coklat yang terbentuk diencerkan dengan akuades hingga warnanya sesuai dengan warna coklat standar yang sedapat pada hemoglobinometer sahli
  • Perbedaan tabung wintrobe dan sahli
    • Wintrobe dipakai untuk mengukur LED & Ht, ada 2 garis skala
    • Sahli dipakai untuk mengukur kadar hemoglobin, hanya ada 1 garis skala
  • Pemeriksaan hematokrit metode mikro
    Prinsip: darah disentrifus, perbandingan volume sel-sel eritrosit terhadap volume spesimen darah dinyatakan dalam %
  • Pemeriksaan hematokrit metode mikro
    • Kecepatan 11.000 - 15.000 selama 5 menit
    • Antikoagulan: pipa kapiler bertanda merah dengan isi heparin
  • Nilai normal hematokrit
    • Perempuan 36-46%
    • Laki-laki 42-52%
  • Pemeriksaan laju endap darah cara westergren
    • Antikoagulan: EDTA atau Natrium sitrat 1,109 M atau 3,8%
    • Dasar: Fase rouleaux eritrosit 10' ; Fase pengendapan eritrosit 40' ; Fase pemadatan eritrosit 10'
  • Nilai normal laju endap darah
    • Perempuan 0-20 mm/jam
    • Laki-laki 0-15 mm/jam
  • Pemeriksaan laju endap darah cara wintrobe
    Nilai normal: Perempuan 0-20 mm/jam, Laki-laki 0-15 mm/jam
  • Pembuatan SADT
    1. Pewarnaan: reagen giemsa (azur B yang bersifat basa dan eosin y yang bersifat asam) → efek romanowsky giemsa
    2. Pembacaan sediaan apus darah tepi
  • Evaluasi eritrosit
    • Ukuran: diameter 6-8 μm
    • Bentuk: bikonkaf, bundar
    • Warna: bagian sentral lebih pucat disebut akromia sentral yang luasnya ⅓ - ½ diameter eritrosit
    • Distribusi: merata
  • Evaluasi leukosit
    • Basofil: 0-1%
    • Eosinofil: 1-6%
    • Neutrofil batang: 2-6%
    • Neutrofil segmen: 40-75%
    • Limfosit: 20-45% (1000-4000/mm3)
    • Monosit: 2-10% (800/mm3 batas atasnya)
  • Ditemukan 1 leukosit per 500 eritrosit
  • Evaluasi trombosit
    • Ukuran: diameter 1-3 μm
    • Tidak berinti
    • Bentuk irregular dan memiliki granula
  • Terdapat 1 trombosit per 15-20 eritrosit
  • Kamar hitung improved neubauer
    • Tinggi = 0,1 mm
    • Luas 1 kotak eritrosit: 16 x 0,05 x 0,05 = 0,04 mm² (ada 5 kotak)
    • Luas 1 kotak leukosit: 1 x 1 = 1 mm² (ada 4 kotak)
  • Menghitung jumlah leukosit
    1. Alat: pipet thoma leukosit
    2. Larutan: turk encer (as. Asetat 2% + gentian violet 1%)
    3. Faktor pengenceran: 10 : 0,5 = 20
    4. Volume yang dihitung: 4 x 1 x 0,1 = 0,4
    5. Jumlah leukosit = (jumlah leukosit yang dihitung / volume yang dihitung) x faktor pengenceran
  • Menghitung jumlah eritrosit
    1. Alat: pipet thoma eritrosit
    2. Larutan: hayem (Na sulfat 2,05 gr + NaCl 0,5 gr + merkuri klorida 0,25 mg + akuades 100 ml)
    3. Faktor pengenceran: 100 : 0,5 = 200
    4. Volume yang dihitung: 5 x 0,04 x 0,1 = 0,02
    5. Jumlah eritrosit = (jumlah eritrosit yang dihitung / volume yang dihitung) x faktor pengenceran
  • Gambaran sel-sel pada SADT normal
    • Eritrosit
    • Basofil: 0-1%, meningkat jika ada reaksi alergi
    • Eosinofil: 1-6%, meningkat jika ada reaksi alergi, infeksi, scarlet fever, leukemia, parasit
    • Neutrofil batang: 2-6%, meningkat jika ada infeksi
    • Neutrofil segmen: 40-75%, meningkat jika apendisitis akut, leukemia, infeksi bakteri
    • Limfosit: 20-45%, meningkat jika ada infeksi virus, leukemia
    • Monosit: 2-10%, meningkat jika leukemia, tuberculosis
    • Trombosit
  • Gambaran sel-sel eritropoiesis
    • Pronormoblast
    • Normoblas basofil
    • Normoblas polikromatofil
    • Normoblas asidofil
    • Retikulosit
    • Eritrosit
  • MCV
    Mean corpuscular volume (nilai rata-rata volume 1 sel eritrosit), rumus: ht . 10 / jumlah eritrosit (juta), nilai normal 82-92 fl
  • MCH
    Mean corpuscular hemoglobin (nilai rata-rata hemoglobin eritrosit), rumus: hb . 10 / jumlah eritrosit (juta), nilai normal 27-31 pg
  • MCHC
    Mean corpuscular hemoglobin concentration (rata-rata hemoglobin eritrosit), rumus: hb . 100 / ht, nilai normal 32-37 g/dl
  • Gambaran SADT pada anemia megaloblastik
    • Eritrosit: normokrom makrositer, ringed sideroblast, ditemukan benda inklusi eritrosit (cabot's ring cell, pappenheimer bodies)
    • Leukosit: hipersegmentasi neutrofil
    • Trombosit: jumlah trombosit menurun
    • Selularitas: meningkat
    • ASE: eritropoiesis meningkat dengan gambaran megaloblastik
    • ASG: ditemukan giant myelocyte dan giant metamyelocyte
    • AST: DBN
  • Gambaran SADT pada anemia hemolitik
    • Eritrosit: hipokrom anisopoikilositosis (blurr cell, tear drop cell, normoblast asidofil, target cell, fragmentosit) → setelah splenectomy bisa ditemukan target cells, howell jolly bodies, normoblast
    • Leukosit: DBN
    • Trombosit: DBN / meningkat
    • Selularitas: meningkat
    • ASE: meningkat, ditemukan berbagai stadia seri eritrosit
    • ASG: DBN
    • Myeloid : Eritroid rasio terbalik (4:1 → 1:4)
    • AST: DBN / meningkat
  • Gambaran SADT pada anemia aplastik
    • Eritrosit: normokrom normositer
    • Leukosit: sangat menurun, morfologi DBN
    • Trombosit: tidak ditemukan trombosit / jumlah sangat menurun
    • Selularitas: sangat menurun (hiposeluler)
    • ASE: menurun
    • ASG: menurun
    • AST: menurun
  • Hitung retikulosit
    1. Pewarnaan: brilliant cressyl blue (BCB)
    2. Jumlahnya dinyatakan dalam persen atau permil
    3. Buat SADT yang tidak difiksasi oleh alkohol agar dapat melihat sisa-sisa inti
    4. Reagen: na sitrat 3% → 20cc, NaCl fisiologis → 80cc, BCB → 1 gram
    5. Hitung sampai 1000 eritrosit dan bandingkan dengan jumlah retikulosit
  • Nilai normal retikulosit
    • 5-15 permil
    • 0,5-2,5 persen
  • Pemeriksaan golongan darah metode slide
    • Keuntungan: cepat dan sederhana
    • Kerugian: tidak dapat menentukan aglutinasi lemah & imun antibody, tidak ada kontrol positif / negatif/ auto kontrol, tidak ada pemeriksaan serum
  • Pemeriksaan golongan darah metode tile
    • Reagen: serum uji anti A, anti B, suspensi eri A 10%, suspensi eri B 10%, suspensi eri X 10%, serum X
    • Keuntungan: cepat
    • Kerugian: tidak dapat menentukan aglutinasi lemah & imun antibodi, tidak ada pemeriksaan serum
  • Pemeriksaan golongan darah metode tile
    • Cepat
    • Tidak dapat menentukan aglutinasi lemah & imun antibodi
    • Tidak ada pemeriksaan serum
  • CBC (complete blood count)
    Pemeriksaan lab untuk anemia
  • Pemeriksaan sumsum tulang
    • Aspirasi ST : sediaan apus → rasio M:E, morfologi, iron stain
    • Biopsi ST : selularitas, morfologi
  • Pemeriksaan khusus untuk besi
    • Iron transport : SI, TIBC
    • Iron stores : ferritin, serum transferrin receptor
  • Myeloblast
    • Ukuran 16 μm
    • Inti besar , bulat dengan kromatin halus, nukleoli ≥ 3 yang jelas terlihat
    • Sitoplasma biru kelabu dengan tonjolan sitoplasma, tidak ada titik-titik granula
  • Promyelosit
    • Promyelosit I : sitoplasmanya mengandung granula non-spesifik berwarna merah padat disebut granula azurofilik
    • Promyelosit II : ukuran 22-25 μm (paling besar), sitoplasma biru muda, ada granula azurofilik yang telah bercampur dengan granula spesifik granulosit
    • Nukleoli besar dan jelas
  • Myelosit
    • Ukuran 18-20 μm
    • Intinya eksentris (di tepi) dan bagian sentral inti belum melekuk
    • Anak inti menghilang
    • Sitoplasma merah muda dan mengandung granula spesifik
    • Dibedakan menjadi 3 golongan : Basofil, Neutrofil, Eosinofil
  • Metamyelosit
    • Lebih kecil dari myelosit
    • Inti sel gepeng, satu sisinya melekuk dengan lekukan lebih kecil dari ½ diameter inti
    • Kromatin inti menjadi lebih kasar, sitoplasma pucat
    • Dibedakan menjadi Metamielosit neutrofil, Metamielosit basofil, Metamielosit eosinofil