TKPI

Cards (33)

  • Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI)

    Kumpulan dari data komposisi zat gizi pangan yang ada di Indonesia, yang berasal beberapa penelitian mengenai komposisi zat gizi pangan
  • DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan)

    Dimulai 1964, berubah menjadi TKPI pada tahun 2009, terbaru TKPI 2017
  • Perbedaan TKPI dengan DKBM
    DKBM masih menghitung BDD (berat yang dapat dimakan), DKBM belum diberi kode kelompok, TKPI lebih beragam dan pengelompokan lebih banyak tetapi lebih mudah
  • BDD
    Bagian yang dapat dimakan, atau bagian dari bahan mentah yang sudha bersih dan siap dikonsumsi atau dimasak dan diolah
  • Kadar zat gizi dalam TKPI
    Disajikan per 100 g BDD
  • Zat gizi yang terdapat dalam TKPI
    • Energi, protein, lemak, KH, Ca, P, Fe, Na, K, Cu, Zn, retinol, beta karoten, karoten total, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin C, kadar abu, kadar air
  • TKPI 2017 disusun karena belum lengkapnya informasi zat gizi pada TKPI 2009, jenis makanan makin beragam, menambah bahan pangan baru, makanan pabrikan yang makin banyak, pengkodean untuk membedakan makanan olahan dengan non olahan
  • Perubahan TKPI 2017 dari 2009 adalah melengkapi nilai gizi TKPI 2009 yang belum memiliki nilai atau masih kosong, menggunakan metode imputed values dan borrowed values, penambahan 35 jenis pangan baru, imputasi nilai besi dan seng beberapa bahan pangan, pengelompokan bahan makanan lebih sistematis, penamaan bahan pangan menyertakan deskripsi, pengkodean bahan makanan mengacu pada harmonisasi ASEAN yang dimodifikasi, penulisan zat gizi berhubungan dengan infoods tagname, sumber nilai gizi bahan pangan jelas berasal darimana, tiap jenis bahan makanan tercantum BDD
  • Fungsi TKPI

    • Mengetahui kandungan gizi bahan pangan mentah atau olahan
    • Memilih dan mengkombinasikan pangan yang sehat menurut kandungan gizi sehingga dapat merencanakan hidangan makanan yang baik dan memenuhi kebutuhan gizi
    • Menilai asupan zat gizi sehingga mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi di tingkat individu, keluarga maupun kelompok
    • Memprediksi masalah gizi yang akan muncul berdasarkan asupan zat gizi di tingkat individu, keluarga dan kelompok
    • Merancang menu diet bagi pasien
    • Menilai ketahanan pangan oleh sektor pertanian juga Kesehatan
    • Penetapan label pangan pada makanan olahan khususnya industri pangan
    • Bahan perencanaan dan evaluasi program gizi dan Kesehatan seperti PUGS dll
    • Bahan pendidikan gizi
  • Pengelompokan makanan dalam TKPI 2017 mengacu pada ASEAN Food Composition Tables, penyajian data sesuai prinsip keselarasan, menempatkan suatu makanan menurut penggunaannya, ada yang berupa bahan tunggal dan ada yang terdiri dari beberapa bahan
  • Jenis pengelompokan pangan dalam TKPI 2017
    • Pangan Tunggal/Single
    • Pangan Olahan
  • Pengelompokan pangan dalam TKPI 2017 berdasarkan jenis, karakteristik, bagian, dan fungsi pangan, dilakukan Harmonisasi ASEAN
  • Sistematika penamaan pangan dalam TKPI 2017 sesuai dengan deskripsi bahan pangan seperti warna, proses pengolahan, kondisi, dan bentuk
  • Sistematika pengkodean pangan dalam TKPI 2017 ditulis berdasarkan abjad yang diikuti numerik dan mengacu pada sistem kode yang dilakukan oleh Harmonisasi ASEAN yang dimodifikasi, alphabet I, L, dan O tidak digunakan pada kode kelompok bahan pangan
  • Sistematika penulisan zat gizi/komponen pangan dalam TKPI 2017 sesuai dengan INFOODS Tagnames dan mencantumkan kadar zat bahan makanan per-seratus gramnya (BDD), data serat yang digunakan adalah serat total dan serat pangan
  • Metode penentuan nilai gizi dalam TKPI 2017

    • Analytical value
    • Imputed Value
    • Nilai hasil perhitungan (calculator value)
    • Borrowed values
    • Presumed values
  • Sumber rujukan yang valid untuk imputasi nilai gizi dalam TKPI 2017 adalah tabel komposisi makanan negara lain, laporan ilmiah, dan artikel ilmiah
  • Teknik pemadanan (matching) dalam imputasi nilai gizi TKPI 2017 adalah memadankan bahan makanan dengan memperhatikan nama bahan makanan, terutama nama lokal bahan makanan di daerah setempat
  • Imputasi Nilai Gizi
    Metode untuk melengkapi nilai gizi bahan makanan pada tabel komposisi pangan
  • Sumber Rujukan yang Valid
    • Tabel komposisi makanan negara lain
    • Laporan ilmiah
    • Artikel ilmiah
  • Teknik Pemadanan (Matching)
    1. Nama Bahan Makanan
    2. Bagian Bahan Makanan
    3. Taksonomi
    4. Tingkat kematangan
    5. Jenis bahan makanan berdasarkan pengolahan
    6. Kadar air atau kandungan lemak
    7. Fortifikasi
  • Metode analisis zat gizi bahan makanan
    Perbedaan metode analisis zat gizi yang berbeda akan menghasilkan nilai zat yang berbeda
  • Vitamin A
    Ekspresi dari berat dan jumlah gula, pati dan glikogen
  • Karbohidrat tersedia
    Ekspresi dari berat dan jumlah gula, pati dan glikogen
  • Total karbohidrat
    Ekspresi dari berat dan jumlah gula, pati, oligosakarida dan serat makanan (dietary fiber)
  • Nilai energi, tidak diperbolehkan untuk diimputasi dari sumber rujukan, tetapi harus dihitung dari nilai karbohidrat, lemak, dan protein yang sudah ada
  • Satuan (Unit)
    Kuantitas kadar komponen/zat gizi makanan (contoh; g, mcg, IU, kJ)
  • Penyebutan bilangan (denominator)

    Default denominator pada tabel komposisi pangan atau database komposisi pangan adalah per 100 gram yang dapat dimakan
  • Densitas Bahan Makanan
    Massa per-unit volume atau Densitas massa bahan bervariasi tergantung temperatur dan tekanan
  • Pengolahan Bahan Makanan
    Koreksi faktor kehilangan atau penambahan berat bahan makanan akibat pengolahan (yield factor) dan kehilangan atau penambahan zat gizi akibat pengolahan (retention factor)
  • Teknik Imputasi Nilai Gizi Makanan
    1. Estimasi nilai gizi makanan segar/mentah tunggal
    2. Estimasi nilai zat gizi makanan matang tunggal
    3. Estimasi nilai makanan matang komposit
    4. Estimasi nilai gizi makanan pabrikan
  • Perbedaan kadar air di antara kedua bahan makanan yang akan digunakan pada proses imputasi perlu diperhatikan
  • Apabila perbedaan kadar air di antara kedua bahan makan mencapai lebih dari 10%, maka dianjurkan untuk melakukan imputasi nilai gizi dengan memperhitungkan berat kering (solid)