Mucus cervix ini dipengaruhi oleh estrogen dan memiliki ciri-ciri: Tidak terlalu kental, Jernih, Banyak, Memiliki elastisitas tinggi (SpinnBarkeit) sehingga dapat ditarik memanjang > 20 cm.
Karakteristik fisikokemikal mengandung NaCl dengan karakteristik mengkristal seperti pola daun pakis atau palem.
Sistem glikolisis adalah bagian dari sistem reproduksi wanita.
Fertilisasi adalah proses sistem reproduksi yang melibatkan wanita.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari fertilisasi, maintenance, aktivitas, dan anaerob.
Fertilisasi adalah proses sistem reproduksi yang melibatkan spermatozoa dan fertilitas ovum melalui proses oksidasi dan reduksi.
Fungsi mucus cervix adalah menjaga kelangsungan hidup spermatozoa setelah penetrasi.
Pengaruh progestron terhadap cervix mucus menjadi sedikit kental, tebal/thick, susah ditarik/little spinnbarkeit, dan tidak memiliki karakteristik mengkristal.
Pembuahan/fertilisasi ovum oleh spermatoza harus terjadi setelah 12 jam.
Spermatoza yang hidup beberapa hari pada reproduksi system wanita tergantung fungsi metabolic genitalia wanita, terutama masa ovulasi/subur.
Masa ovulasi dipengaruhi estrogen & progestron.
Estrogen berperan dalam pertumbuhan follicle sehingga kadar tertinggi estrogen pada ovulasi.
System reproduksi wanita memiliki struktur reseptor yang sensitive terhadap kenaikan estrogen terutama epitel uterus sedangkan yang kurang sensitive adalah canal endocervical sehingga canal ini penting untuk fase ovulasi.
Perubahan biokimia pada system reproduksi wanita berperan menyiapkan lingkungan untuk sperm & ovum.
Komponen biokimia yang turut dipengaruhi oleh estrogen adalah Alkaline phosphatase, Diphosphopyridine nucleotide oxidase, ATP β-glucorunidase, Sulfatase, Serine aldolase, Peroxidase, Hexokinase.
Komponen biokimia yang dipengaruhi oleh progestron adalah Acid Phosphatase, Succinoxidasre, Lactic dehydrogenase, Carbonic anhydrase.
Estrogen dependent, Progestron dependent.
Persiapan energi dalam respirasi meliputi menyediakan energy rich compound melalui proses defosforilasi seperti ADP dan menyediakan inorganic phosphate dari karbohidrat melalui proses oksidasi dan reduksi.
Saat ovulasi terjadi penurunan jumlah bakteri dan dijumpai hanya anaerob bakteri yang disebabkan karena peningkatan kadar glyogen.
Kadar glycogen pada vagina mucus post menstruasi < dibanding fase sekretory.
Glycogen vagina adalah material nutrisi seperti glycogen yang disimpan secara bertahap pada masa proliferasi, dimana kadar glycogen terbanyak di epitel vagina dan cervix dapat diperiksa dengan Birnberg glucose oxidase indicator test.
Cairan luminal & follicular yang berada di tuba falopi memberikan tekanan yang lebih rendah untuk spermatozoa karena menurunkan tekanan atmosfer & potensial oksidasi negatif.
Pelepasan glycogen oleh kelenjar endometrium akhir minggu 2 siklus menstruasi, yang akan menyertai proses ovulasi.
Mekanisme energi respirasi meliputi aerob respirasi dan anaerob glycolysis, yang terpenting dalam fertilisasi & kelangsungan hidup spermatozoa.
Suasana anaerob memicu pertumbuhan bakteri.
Glycogen ini merupakan hasil dari peningkatan proses glycolysis akibat dari abrasi material endometrium hanya pada folikel ovarium yang matur atau pembentukan corpus luteum.
Test ini menunjukan hubungan kadar glycogen vagina dengan siklus estrogen pada fase ovulasi, sehingga bila terjadi defisiensi estrogen glikogen.
Cervical canal terlihat nyata saat fase ovulasi, mucus sevix mengandung bakteri.
Glikolisis meningkat saat proliferative fase & mencapai puncaknya di fase ovulasi (O.K estrogen mencapai puncaknya).
Post menstruasi dijumpai bakteri aerob & anaerob di mucus cervix yang tebal.
Motilitas sperma berhubungan dengan peroksidase hasil dari respirasi aerob, dimana bila oksigen muncul menyebabkan supply nutrisi intrasel lebih cepat.
Spermatozoa pada epididimal memiliki pola tersendiri karena begabung dengan cairan dari seminal vesikel dan cairan prostat sehingga memanfatkan sistem fosforilasi respirasi di cytochrome.
Kapasitas spermatozoa menurun disebabkan penurunan proses oksidasi & reduksi proses glikolisis sehingga berdampak pada metabolism piruvat dan lactat.
Cairan Follicular berperan dalam menyediakan nutrisi untuk spermatozoa dengan menghasilkan glukosa melalui system glucose oxidase orthotolidine untuk fertilisasi karena menyediakan lingkungan oksidasi – reduksi untuk suasana anaerob.
Fase secretory berperan pada perkembangan embryo dan kesuburan ovum.
Hal ini akan berdampak pada fertilisasi.
Spermatozoa memiliki karakteristik khusus yaitu menguptake phosphate/ fosforilasi glucolitik secara anaerob sehingga menghasilkan laktat, walaupun spermatozoa memiliki sitohrome system yang lengkap.
Kadar 15mg/100ml glukosa diperlukan untuk maintainance motilitas sperma.
Ascorbic acid berdampak anaerob.
Spermatozoa adalah organisme anaerob, maka nutrisi dari substrat ekstrasel harus berasal dari karbohidrat.