Aktivitas adrenokortikal terdiri dari dua kelenjar yang terdiri dari masing-masing berat 4 gr, terletak di kedua kutup ginjal superior.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua kutup, yang terletak di kedua kutup ginjal superior.
Reseptor α1 dirangkaikan dengan proses yang mengubah konsentrasi ion kalsium intrasel atau memodifikasi metabolisme fosfatidilinositida.
MAO mengubah dopamin menjadi asam dihidroksifenilasetat yang oleh COMT akan diubah menjadi asamhomovanilat.
Epinefrin terikat dan mengaktifkan baik reseptor α maupun β, sedangkan norepinefrin terutama terikat pada reseptor α.
Metanefrin dan normetanefrin diubah menjadi asam 3-metoksi-4hidroksi mandelat (disebut juga dengan asam hidroksimandelat/VMA) oleh MAO.
Katekolamin bekerja melalui 2 kelompok utama reseptor yaitu α-adrenergik dan β-adrenergik, keduanya mempunyai 2 subkelompok α1, α2 dan β1, β2.
Hati membentuk tetrahidroaldosteron 3-glukoronida yang diekskresikan ke dalam urine.
Androgen diiekskresikan sebagai senyawa 17-keto- tetapi hati akan mengubah sekitar 50% dari jumlah testosteron tersebut menjadi androsteron dan etiokolanolon.
Zat ini menghambat pelepasan renin dan merupakan stimulator bagi pelepasan aldosteron.
Hormon primer dalam sistem renin-angiotensin adalah angiotensin II, dibuat dari angiotensinogen yang merupakan substrat bagi renin.
Sel tersebut sensitif terhadap banyak regulator (faktor-faktor yang mempengaruhi) pelepasan renin yang bekerja melalui baroreseptor renal.
Skema pembentukan angiotensin adalah: angiotensinogen → renin → angiotensin I → converting enzyme → angiotensin II → aminopeptidase → angiotensin III → angiotensinase.
Angiotensin II meningkatkan tekanan darah dengan cara menimbulkan vasokonstriksi arteri dan merupakan zat vasoaktif yang sangat kuat.
Sistem renin-angiotensin adalah zat pengatur utama dalam pengaturan tekanan darah dan metabolisme elektrolit.
Mineralokortikoid Aldosteron dapat dibersihkan dari plasma oleh hati, terjadi karena hormon ini kurang memiliki protein pembawa dalam plasma darah.
Sintesis hormon steroid korteks adrenal diatur oleh ACTH yang dirangsang oleh CRH.
Stimulator Renin adalah tekanan darah turun dan perubahan sikap dari berbaring ke tegak, sedangkan Inhibitor Renin adalah deplesi garam, preparat β-adrenergik, prostaglandin, dan konsumsi garam antagonis β-adrenergik.
Angiotensin II bekerja merangsang konversi kolesterol menjadi pregnenolon dan konversi kortikosteron menjadi 18-hidroksikortikosteron.
Efek hormon steroid adrenal glukokortikoid penting untuk mempertahankan tekanan darah dan curah jantung normal, diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit yang normal, dan bersama dengan hormon medula adrenal penting untuk memungkinkan organisme berespon terhadap stres.
Pengaruh K+ sama seperti angiotensin II dan tidak berpengaruh terhadap produksi kortisol.
Kalium sekresi aldosteron sensitif terhadap perubahan kadar kalium plasma.
Angiotensin II berpengaruh secara langsung terhadap adrenal untuk memproduksi aldosteron, tetapi tidak berpengaruh dalam produksi kortisol.
Efektor lain berupa ACTH dan Na.
Efek hormon steroid adrenal glukokortikoid terhadap metabolisme adalah meningkatkan produksi glukosa di hati dengan cara: meningkatkan pengangkutan asam amino dari jaringan perifer dan melalui peningkatan jumlah (dan aktivitas) beberapa enzym penting, memungkinkan berlangsungnya reaksi metabolik penting lainnya pada laju reaksi optimal.
Peningkatan sedikit kalium saja sudah dapat merangsang sekresi aldosteron, begitu pula bila terjadi penurunan akan mengurangi sekresi aldosteron.
Efek hormon steroid adrenal glukokortikoid terhadap mekanisme pertahanan adalah supresi respon inflamasi dengan cara: menurunkan jumlah leukosit yang beredar dalam darah dan menghambat proliferasi fibroblas, menumpulkan produksi molekul-molekul anti inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien.
Kortisol memiliki efek yang besar dalam metabolisme karbohidrat, meningkatkan enzim yang dibutuhkan untuk mengubah asam amino menjadi glukosa dalam sel seluruh hati.
Kortisol meningkatkan asam amino darah, berkurangnya pengangkutan asam amino ke sel sel ekstrahepatik dan peningkatan pengangkutan asam amino ke sel sel hati.
Kortisol juga memiliki efek yang besar dalam metabolisme protein, mengurangi protein sel di seluruh sel tubuh kecuali protein dalam hati.
Aldosteron faktor yang memainkan peranan penting dalam pengaturan aldosteron adalah peningkatan konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstrasel yang sangat meningkatkan sekresi aldosteron.
Kortisol meningkatkan protein hati dan protein plasma.
Peningkatan aktivitas sistem renin-angiotensin (peningkatan kadar angiotensin II) juga sangat meningkatkan sekresi aldosteron.
ACTH dari kelenjar Hipofisis anterior diperlukan untuk sekresi aldosteron tetapi mempunyai efek yang sedikit dalam mengatur kecepatan sekresi.
Peningkatan konsentrasi ion natrium dalam cairan ekstrasel sangat sedikit menurunkan sekresi aldosteron.
Kortisol penting dalam mengatasi stress dan peradangan, dengan peningkatan ACTH oleh hipofisis anterior dengan peningkatan sekresi hormon adrenokortikal berupa kortisol dalam beberapa menit.
Hampir setiap penyakit yang menyebabkan kelemahan dapat dikatkan kepada stress.
Pembedahan dan penyuntikan bahan yang bersifat nekrolisis di bawah kulit adalah cara untuk mengatasi stress.
Mengekang seekor binatang sampai tidak dapat bergerak dapat mengatasi kadar tinggi kortisol.
Penyuntikan bahan yang bersifat nekrolisis di bawah kulit dapat mengatasi efek anti inflamasi kortisol.