P1 Praformulasi

Cards (27)

  • Praformulasi
    Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum formulasi dengan melakukan pengumpulan data sifat-sifat fisikokimia bahan aktif maupun eksipien yang akan digunakan pada formulasi
  • Preformulasi
    Dasar karakterisasi suatu bahan termasuk bahan aktif, karena akan sangat menentukan dalam perancangan bentuk sediaan farmasi
  • Preformulasi
    Proses optimasi melalui penentuan sifat-sifat fisikokimia bahan aktif dan eksipien dalam menyusun formulasi sediaan yang aman, efektif, berkualitas, dan stabil
  • Obat (bahan kimia atau alam) diberikan dalam bentuk sediaan dengan penambahan bahan aditif (eksipien)
  • Tujuan preformulasi
    Menggambarkan proses optimasi dalam menyusun formulasi sediaan yang stabil, efektif, dan aman
  • Aspek yang dipelajari dalam preformulasi
    • Wujud (gas, cair, padat)
    • Organoleptis (bau, rasa, warna)
    • Kelarutan
    • pKa
    • Stabilitas (kimia, fisika, mikrobiologi)
    • Kompatibilitas dengan obat-obat atau obat-eksipien
  • Wujud bahan aktif farmasi
    Bisa terdapat dalam wujud padat, cair dan gas
  • Bahan aktif padat
    • Bisa dibuat dalam bentuk sediaan padat, semipadat maupun cair
  • Bahan aktif gas
    • Hanya bisa dibuat menjadi bentuk sediaan cair, contoh: gas oksigen dibuat dalam bentuk larutan oksigen dalam air
  • Bahan aktif cair
    • Bisa dibuat dalam bentuk sediaan cair, contoh: minyak ikan bisa dibuat dalam bentuk emulsi
  • Sifat organoleptis
    Warna, rasa dan bau yang sangat menentukan di dalam formulasi sedian farmasi cair
  • Bahan obat dengan warna putih
    • Bisa dibuat sediaan cair dengan warna sedian bervariasi bergantung pada zat warna yang digunakan
  • Bahan obat yang berwarna
    • Bisa mempengaruhi warna dari sediaan, sehingga bisa disesuaikan pewangi atau perisa yang sesuai dengan warna tersebut, contoh: vitamin B2 (riboflavin) yang berwarna kuning bisa dibuat sediaan cair dengan perisa nanas atau lemon
  • Bahan obat umumnya berasa pahit
    • Dalam formulasi sediaan cair biasanya ditambahkan bahan penutup rasa atau pemanis
  • Bahan obat yang memiliki bau tidak disukai
    • Harus ditutupi baunya dengan penambahan pewangi tertentu, seperti minyak kayu manis (oleum cinnamomic) atau minyak permen (oleum mentha piperitae)
  • Kelarutan obat
    Selain dosis yang digunakan, kelarutan obat di dalam air sangat menentukan bentuk sediaan cair yang akan dibuat
  • Obat dengan kelarutan tinggi dalam air
    • Umumnya dibuat larutan, seperti sirup isoniazid, sirup vitamin C
  • Obat dengan dosis cukup besar dan kelarutan yang buruk dalam air (<10 mg/mL)
    • Dibuat sediaan suspensi, contoh: ibuprofen dosis 100 mg/5 mL dengan kelarutan praktis tidak larut dalam air (<1 mg/mL) akan sulit dibuat sediaan larutan, sehingga banyak tersedia dipasaran dalam bentuk sediaan cair
  • Obat-obat bentuk cair yang tidak bercampur dengan air
    • Dibuat sediaan emulsi, contoh: emulsi minyak ikan, paraffin likuid, dll
  • pKa
    Konstanta ionisasi suatu bahan aktif farmasi penting diketahui untuk memprediksi kelarutan dan kemampuan obat untuk diabsorpsi
  • Obat yang bersifat asam lemah
    • Akan mudah larut pada pH makin naik
  • Obat yang bersifat basa lemah
    • Akan mudah larut pada pH semakin turun
  • Stabilitas
    Dipengaruhi oleh pH dan suhu
  • Reaksi penguraian
    • Hidrolisis (penguraian dalam air, co : golongan β-laktam, asetosal, dll.)
    • Oksidasi (peningkatan bilangan oksidasi, co : senyawa fenol, amin aromatis, aldehid, senyawa alifatik tidak jenuh.)
    • Fotolisis (penguraian oleh cahaya, co: riboflavin, nipedifin, klorpromazin, naproksen.)
  • Obat dengan mengalami hidrolisis, seperti golongan betalaktam
    • Bisa dibuat sediaan suspense kering, karena usia simpannya (t90) bila ada air bisa bertahan selama 7 hari, sedangkan batas penggunaan sediaan hanya 3 hari setelah direkonstitusi dengan air
  • Kompatibilitas
    Kompatibilitas antara obat dengan eksipien atau obat dengan obat lain di dalam sediaan cair harus diketahui, karena akan berdampak kepada stabilitas obat tersebut
  • Interaksi obat-obat dan obat-eksipien
    • Dapat ditentukan secara spektroskopi (IR, difraksi sinar-X, dll) atau analisis termal (DSC, Hot Stage Microscopy /HSM) atau bisa diperoleh melalui literatur-literatur