Fasa diam dalam kromatografi kertas berupa air yang terikat pada selulosa kertas, sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik dan air (campuran). Membentuk system kromatografi cair-cair.
KKT : FASE GERAK
N-butanol-Asam asetat glasial-Air (4:1:5), didiamkan selama 24 jam (ambil lap. Atas).
Asam asetat 10%
Forestal (As. Asetat-Air-HCl (30:10:3), didiamkan 15 jam
TBA (t-butanol-As. Asetat- Air (3:1:1), didiamkan 24 jam
KROMATOGRAFI KOLOM (KK)
Berdasarkan fase GERAK yang digunakan, dapat dibedakan menjadi :
Kromatografi Padat cair;
Kromatografi Padat cair;
Kromatografi Cair cair (k.partisi);
Kromatografi Gas cair.
KROMATOGRAFI GAS CAIR (KGC)
Kolom: dikemas dengan fase diam (chromosorb W, celite).Fase diam disaputkan sebagai film pada permukaan kolom bagian dalam
Pemanasan kolom secara bertahap mulai 50oC sampai 350oC. Sampel dilarutkan dalam pelarut yg mudah menguap.
Aliran gas (nitrogen, argon) berperan dalam proses pemisahan senyawa dengan laju aliran gas yang terkontrol.
Detektor: Nyala ion atau tangkap electron atau dihubungkan dengan alat potensiometri.
Dapat menganalisis secara kualitatif juga kuantitatif.
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
HPLC adalah jenis kromatografi yang paling banyak digunakan
HPLC
Sensitivitasnya
Analisis kuantitatif yang akurat
Kemampuannya untuk memisahkan senyawa yang tidak mudah menguap dan tidak stabil secara termal
HPLC dapat digunakan dalam sebagian besar analisis Kualitatif dan Kuantitatif
HPLC : Fase Gerak
Menggerakkan campuran melalui fase diam dengan bantuan pompa
HPLC : Fase Stasioner
Salah satu komponen terpenting dari sistem HPLC
HPLC : KOMPONEN
A - Mobile Phase Reservoir
B - Pump
C - Sample Injector
D - Column (Stationary Phase)
E - Detector
F - Data Analyser
G - Waste Container
DETEKSI SENYAWA: PENAPISAN FITOKIMIA
Metode dan peralatan yang sederhana
Cepat
Selektif
Memerlukan sampel sedikit tetapi dapat memberikan hasil yang baik (Limit deteksi)
Memberikan informasi keberadaan senyawa yang ada ataupun yang tidak ada dalam sampel
PENAPISAN FITOKIMIA
ALKALOID
FLAVONOID
SAPONIN
KUINON
STEROID
TRITERPENOID
TANIN
Reaksi Identifikasi Alkaloid
Pereaksi : Dragendorff dan Mayer
Reaksi Identifikasi Alkaloid
Positif palsu : penambahan pereaksi Dragendorff karena keberadaan golongan Kumarin yang dapat membentuk warna orange atau merah bata pucat
Uji konfirmasi : Sampel diteteskan pada kertas saring yng telah dicelupkan kedalam larutan KOH, diamati pada UV 366 nm, jika hasilnya teramati warna hijau kekuningan menandakan positif palsu dari Kumarin
Reaksi Identifikasi Alkaloid
Positif palsu : penambahan perekasi Mayer dapat terjadi dengan keberadaan protein tumbuhan.
Uji konfirmasi : Sampel yang telah direaksikan dengan Mayer dan terbentuk endapan putih kemudian ditambahkan etanol.Jika tetap ada endapan menandakan reaksi positif palsu dari protein
Reaksi Identifikasi Alkaloid
Negatif Palsu : Jenis alkaloid yang menghasilkan reaksi negatif palsu adalah alkaloid kuartener.
Uji konfirmasi : Alkaloid golongan ini tidak masuk kedalam pelarut organik, sehingga perlu diuji juga lapisan organiknya
2. Reaksi Identifikasi Flavonoid
Reaksi Cyanidin Willstatter yang dapat mendeteksi γ-benzopiron
Reaksi positif palsu dapat terjadi yang diberikan dari golongan kuinon.
Pada prosedur uji flavonoid
reaksi positif : jika lapisan amil alkohol berwarna kuning, orange, jingga.Lapisan air diambil dan ditambahkan NaOH. Hasilnya jika warna larutan tidak berubah maka flavonoid positif, jika larutan berubah warna menjadi merah, maka kuinon positif
3,4 Reaksi Identifikasi Saponin dan Kuinon
Saponin merupakan suatu glikosida yang terdiri dari bagian gula dan bagian non gula.
Ekstrak air simplisia dikocok vertikal selama 1 menit, terbentuknya busa yang stabil dengan tinggi 1 cm dan ketika ditambahkan HCl busa tetap stabil
Kuinon bereaksi dengan suatu basa (NaOH atau KOH) akan memberikan warna larutan menjadi merah.
3,4 Reaksi Identifikasi Saponin dan Kuinon
Reaksi positif palsu dapat diberikan oleh flavonoid dan tanin.
Tanin memiliki monomer flavan-3-ol dan flavonoid memiliki -OH pada C4.
Uji konfirmasi : Pada sampel yang bereaksi positif tannin, terbentuk endapan. Filtratnya ditambahkan NaOH, jika berwarna merah kuinon positif.
5,6. Reaksi Identifikasi Steroid / Triterpenoid
Steroid/titerpenoid merupakan salah satu aglikon dari saponin.
Syarat penting harus ada OH pada C3 dan khusus untuk steroid harus memiliki cincin spiroketal diatas.
5,6. Reaksi Identifikasi Steroid / Triterpenoid
Perekasi Liebermann Buchard komposisinya Asetat anhidrida dan H2SO4 (1:1)
Asetat anhidrida berfungsi untuk menarik air dari lingkungannya
H2SO4 berfungsi sebagai oksidator yang jika ada –OH pada C3 akan membentuk ikatanrangkap yang baru
Steroid akan memberikan warna Biru-Hijau
Triterpenoid akan memberikan warna merah-violet
7. Reaksi Identifikasi Tanin
Simplisia diekstraksi dengan air, filtrat ditambahkan :
FeCl3 akan bereaksi positif jika terjadi perubahan warna (+) tanin
Gelatin, terbentuk endapan putih (+) tannin
Perekasi Steasny akan terbentuk endapan pink (+) tannin katekat, kemudian disaring. Filtratnya ditambahkan Na asetat dan FeCl3 jika membentuk warna biru-hijau gelap maka (+) tannin galat