P3 PEMURNIAN ISOLAT

Cards (20)

    1. KONSEP ISOLASI (Tsuda Y., 2004)
    2. Raw Material
    3. Isolasi Konvensional
    4. Isolasi Modern
  • 2.JENIS ISOLASI (Tsuda Y., 2004)
    1. Isolasi Aktif Langsung (Latar belakang)
    2. Literatur simplisisa isolasi
    3. Cara melakukan isolasi
    4. Cari senyawa paling banyak di isolasi
    5. Isolasi Struktur Langsung (Mencari senyawa baru)
    6. Isolasi flavonoid
    7. isolasi minyak atsiri
    8. Isolasi kristalisasi
    9. Studi Kemotaksonomikal (Hubungan antara jenis histo dan kemo-)
    10. Isolasi berdasarkan genus, marga? familli yang sama
  • 4. METODE PEMURNIAN ISOLAT (Ashenhust, 2022)

    Metode Pemurnian
    1. Kimia (Asam-Basa)
    2. Pemisahan berdasarkan titik didih
    3. Re-/Kristalisasi
    4. Kromatografi
    5. GC/HPLC
  • B. Metode Perbedaan Titik Didih (Destilasi)
    • Prinsip: Labu distilasi berisi sampel dipanaskan hingga mendidih, dan uap yang terkondensasi dikumpulkan.
    • Suhu uap disesuaikan dengan titik didih sampel.
    • Berdasarkan hukum Raoult (rasio tekanan uap) : Komposisi uap merupakan fungsi dari titik didih sampel.
    • Aplikasi: Minyak atsiri dan komponen lain yang mudah menguap.
  • C. Metode Kristalisasi
    1. Pemilihan pelarut
    2. Pencampuran pada suhu tinggi
    3. Pendinginan campuran pada suhu ruang.
  • D. Kromatografi
    Garis besar pemisahan & pemurnian dengan kromatografi: (bagian 1)
    1. Profiling sistem fasa gerak terbaik menggunakan plat KLT.
    2. Persiapkan kolom dengan ukuran diameter, panjang dan material yg sesuai untuk pemisahan.
    3. Siapkan sampel untuk diletakkan diatas kolom, larutkan dengan pelarut non polar (cth: n-heksana).
    4. Siapkan komposisi sistem fasa gerak optimum, lanjutkan pemisahan sampel (elusi) pada kolom menggunakan bantuan vakum/tekanan.
  • D. Kromatografi
    Garis besar pemisahan & pemurnian dengan kromatografi: (bagian 2)
    5. Tampung filtrat per sistem fasa gerak, lakukan profiling setiap filtrat menggunakan plat KLT (lampu UV).
    6. Kumpulkan filtrat yang mengandung senyawa target pada beberapa filtrat tampungan, pekatkan.
    7. Lakukan uji kemurnian (titik leleh, KLT 1D dan 2D).
    8. Lakukan karakterisasi senyawa target dengan instrumentasi IR, MS dan NMR.
  • 5. Kromatografi Lanjutan dengan Instrumentasi: GC & HPLC
    • Untuk sampel dalam jumlah sedikit.
    • Pemisahan lebih baik, dapat menetapkan kadar (kuantitatif) dan menentukan struktur (kualitatif).
    • Kolom lebih kecil, fase gerak gas inert (GC), cairan: n-heksana/asetonitril (HPLC).
  • Berikut merupakan metode pemurnian isolat ?
    Metode Kimia (Asam Basa)
  • KROMATOGRAFI UNTUK PEMURNIAN:
    Kromatografi Kolom Klasik -> KLT Preparatif
  • KROMATOGRAFI UNTUK PEMURNIAN:
    Kromatografi Radial (Kromatotron)
  • E. Kromatografi Lanjutan dengan Instrumentasi:
    GC & HPLC
  • 4. UJI KEMURNIAN (PURIFICATION)

    • Hasil pemisahan harus dimurnikan dan dilakukan uji kemurnian terhadap isolat.
    • Bertujuan untuk mengetahui profil sidik jari isolat sehingga dapat dijadikan kontrol kualitas terhadap isolat tersebut.
    • Uji kemurnian menggunakan uji titik leleh, KLT 1D, 2D bertujuan untuk memastikan spot tunggal (isolat) pada beberapa sistem fase gerak.
  • 5. IDENTIFIKASI ISOLAT
    1. SENYAWA SUDAH DIKETAHUI
    2. Perbandingan nilai TD, spot KLT senyawa yg didapat dgn pembanding.
    3. SENYAWA BARU
    4. Mengumpulkan data fisika: TD (Mp), UV,IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR
  • Metode Identifikasi
    1. Uji Titik Leleh (mp)
    2. Spektrofotometri UV-VIS : panjang gel max
    3. Spektrofotometri Infra Merah : melihat gugus fungsi
    4. Spektroskopi Massa : mengukur BM
    5. Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (RMI / NMR) : merangkai struktur senyawa (kualitatif) dan mengetahui kadar senyawa (kuantitatif).
  • SPEKTRUM UV-VIS
  • Spektrum FT-IR
  • Spektrum Massa Quercetine (MSQ)
  • SPEKTRUM NMR
  • KESIMPULAN