LECTURE 2 dr. Wiwing

Cards (30)

  • Gram-negative rods
    Enterobacteriaceae & other than Enterobacteriaceae
  • Enterobacteriaceae
    • The largest, most heterogeneous family
    • More than 40 genera, 150 species
    • 20 species responsible for more than 95% of infections
    • Found in soil, water, vegetation, and normal intestinal flora of animals and humans
    • 30-35% cause septicemia, 70% cause UTI and many intestinal infections
    • Factors of virulence: plasmid, bacteriophage
  • Enterobacteriaceae
    • Gram-negative rods
    • Share a common antigen
    • Non-motile, motile with peritrichous flagella
    • Have simple nutritional requirements, reduce nitrate, catalase positive, oxidase negative
  • Bordetella
    • Isolated by Bordet & Gengou (1906)
    • Cause of pertussis (whooping cough)
    • 3 species: B. pertussis, B. parapertussis, B. bronchiseptica
  • Bordetella
    • Coccobacilli, gram-negative
    • Obligate aerobes, do not require factors X & V
    • Grow on modified Bordet Gengou medium, forming smooth, convex, shiny, almost transparent colonies
    • Can undergo cultural modulation from Phase I (smooth) to II, III, IV (rough)
  • Bordetella
    • Pili for adherence to epithelial cells
    • Bvg (Bordetella virulence gene) system: bvgA, bvgB, bvgC
    • Filamentous hemagglutinin facilitates adherence to epithelial cells
    • Pertussis toxin causes lymphocytosis
  • Bordetella virulence factors
    • Adenylyl cyclase toxin
    • Dermonecrotic toxin
    • Hemolysin
    • Lipopolysaccharide in cell wall damages respiratory epithelial cells
  • Bordetella cannot survive long outside the human host, and there is no vector
  • Pertussis transmission
    1. Spread by droplet inhalation from active cases
    2. Humans are the only reservoir
  • Pertussis incubation period
    1. 21 days, average 10 days
  • Struktur Antigen, Patogenesis & Patologi
    • Toksin adenilil siklase
    • Toksin dermonekrotik
    • Hemolisin
    • Lipo polisakarida dinding selmerusak sel epital saluran napas
  • Kuman tidak dapat hidup lama di luar inang manusia
  • Pertusis
    • Sangat menular → kuman disebarkan oleh penderita pada proses aktif
    • Tersebar di seluruh dunia
    • Manusia merupakan satu-satunya sumber
  • Patogenesis
    1. Penularan melalui droplet inhalasi → kuman berkembang biak dalam saluran pernapasan
    2. Masa inkubasi : 5-21 hari (rata-rata 10 hari)
  • Gejala klinik dibagi dalam 3 stadium
    • Stadium prodromal / kataral : 1 -2 minggu
    • Stadium spasmodik / paroksisinal : 1 – 6 minggu → batuk yang progresif & paroxismal
    • Stadium konvalesen
  • Lekositosis
    12.000 – 200.000 / mm3, limfosit > 60%
  • Diagnosis laboratorium
    1. Kuman terutama didapat pada stadium kataral minggu I – IV
    2. Bahan pemeriksaan : swab nasofaring, cough plate
    3. Media biakan : media STUART & MISHULOW, media BORDET GENGOU
    4. Identifikasi dengan : reaksi biokimia, reaksi serologi, pewarnaan dengan antigen fluoresensi
  • Pengobatan
    • Drug of choice : ERYTHROMYCIN
    • Bisa juga tetrasiklin, kloramfenicol, dsb
    • Supportif : sedot sekret, O2, dsb
  • Pencegahan
    • Imunisasi dengan vaksin Pertusis (→ DPT)
    • Mencegah kontak dengan penderita
  • Imunitas yang diperoleh (infeksi alamiah / vaksinasi) tidak berlangsung seumur hidup
  • Brucella
    • Diasingkan oleh Sir David Bruce ( 1887 ) dari penderita Demam Malta = Undulan Fever
    • Brucella mrpkan parasit Obligat Intrasel pd binatang dan manusia
    • Penyakit pada manusia disebut : Bruselosis
  • Spesies Brucella
    • B. melitensis : kambing, domba
    • B. sius : babi
    • B. abortus : sapi
    • B. canis : anjing
    • B. neotomae : tikus
    • B. ovis : domba
  • Morfologi & Fisiologi Brucella
    • bentuk kokobasil, Ø 0,5 – 0,7 x 0,6 – 1,5 µm
    • Gram (-), Spora (-), gerak (-), aerob
    • Kapsul (+), pada varian smooth & mucoid
    • kebutuhan nutrisi sangat kompleks karena adaptasi pd kehidupan intraseluler
    • B. abortus perlu CO2 5 – 10%
    • Media : agar serum – dextrose, agar trypticase
    • bentuk koloni : smooth, basah, jernih/sdkt keruh, konvex dalam 2 – 5 hari
    • Kuman virulen : koloni smooth, transparan
    • Kuman avirulen : koloni rough, keruh
    • Brucella sensitif thd panas & asam, † pd pasteurisasi
  • PATOGENESIS
    1. Kuman menginfeksi manusia mell : Sal Pencernaan ( minum susu terinfeksi ), Sal Pernafasan ( droplet infection ), Kulit ( kontak dengan jar binatang yg terinfeksi )
    2. Dari tempat masuk menuju saluran & kel lymphe, kmd menuju ductus thoracicus, masuk ke darah lalu ke organ2 membentuk granulomaltosa shg terjadi abses
  • Tidak ada penyebaran dari orang ke orang
  • Gejala Klinik
    • Masa inkubasi : 1 – 6 minggu
    • Gejala permulaan ; lesu, lemah, demam, berkeringat
    • Demam biasanya tinggi pd waktu sore dan turun pada waktu malam + keringat sampai basah kuyup : UNDULAN FEVER
    • Mungkin ada gejala gastrointestinal dan saraf
    • Kelenjar lymphe membesar, limpha teraba
    • Stadium Khronik : lemah, tampak sakit berat, gelisah, gejala psikoneurotik
  • Diagnosis Laboratorium
    1. Brucella dapat dibiak pada fase aktif penyakit
    2. Bahan : darah, liquor, biopsi kelenjar / sumsum tulang
    3. Dibiak pada : kaldu triptikase kedele, tionin-triptosa agar
    4. Observasi & di subkultur selama 6 minggu sebelumdinyatakan negatif
    5. Serologi : IgM tinggi pd permulaan penyakit, IgG berarti infekti aktif (titer> 1/80)
    6. Test Kulit : tak dapat diandalkan, disuntik extract protein Brucella (Brucellargen) scr intracutan, apabila timbul eritem, oedem, indurasi stlh 24 jam
  • Kekebalan
    Ada antibodi setelah infeksi : mungkin resisten thd serangan selanjutnya
  • Pengobatan
    • DOC : Tetrasiklin, Doxyciclin, Rifamycin
    • dapat diberi : Ampisillin, Streptomycin
    • Pd anak : Trimetroprim – Sulfa + Gentamycin
    • penyembuhan terjadi dalam bbrp hari setelah terapi tapi harus diperpanjang slm 15 hr, karena kuman intrasel
  • Epidemiologi
    • Brucella adlh kuman patogen pd binatang
    • infeksi manusia adlh suatu kebetulan, krn kontak dgn binatang terinfeksi/ hasil produk binatang ( daging, susu, keju )
    • Pd petani, peternak, dokter hewan, pekerja jagal
    • Pencegahan : imunisasi aktif sapi/hewan lain
    • imunisasi pd manusia masih dlm percobaan