Cards (21)

    • Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium.
    • Penyakit ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina
  • Spesies plasmodium yang dapat ditemukan pada manusia adalah :
    1. Plasmodium falciparum
    2. Plasmodium vivax
    3. Plasmodium ovale
    4. Plasmodium malariae
    5. Plasmodium knowlesi
  • Jenis plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah P. falciparum dan P. vivax
  • Demam pada P. falciparum dapat terjadi setiap hari, P. vivax / P. ovale selang waktu satu hari, dan P. malariae demam timbul selang waktu 2 hari. P.knowlesi hanya membutuhkan waktu 24 jam.
    • Plasmodium vivax dan P. ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda.
    • P. malariae menginfeksi sel darah merah tua.
    • anemia yang disebabkan oleh P. vivax, P. ovale, dan P. malariae umumnya terjadi pada keadaan kronik
    • Plasmodium falciparum menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan kronik
  • Diagnosis pasti malaria apabila ditemukan parasit malaria dan / atau produknya dalam darah Keluhan utama pada malaria adalah
    • demam,
    • menggigil,
    • berkeringat dan
    • dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal.
  • Pada anamnesis juga perlu ditanyakan :
    • Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
    • Riwayat tinggal di daerah endemis malaria.
    • Riwayat sakit malaria / riwayat demam.
    • Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
    • Riwayat mendapat transfusi darah.
    • Riwayat menginap / tinggal di hutan
  • Pemeriksaan fisis
    • Demam (>37,5ºC aksila).
    • Konjungtiva atau telapak tangan pucat
    • Pembesaran limpa (splenomegali) pada keadaan kronik.
    • Pembesaran hati (hepatomegali) pada keadaan kronik.
    • Manifestasi malaria berat dapat disertai berupa penurunan kesadaran, demam tinggi, ikterik, oliguria, urin berwarna coklat kehitaman (black water fever), kejang dan sangat lemah (prostration).
  • Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia termasuk stadium gametosit. Adapun tujuan pengobatan ini untuk mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan
  • Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat iritasi lambung
  • Dosis pemberian obat berdasarkan berat badan.
  • Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu fixed dose combination (FDC) yang terdiri atas dihydroartemisinin dan piperakuin, dikenal dengan DHP
  • Satu tablet FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperakuin
  • Obat ini diberikan peroral satu kali sehari selama tiga hari berturut-turut perhari sebagai berikut :
    • Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; Piperakuin dosis 16- 32 mg/kgBB.
    • Khusus pada anak yang berat badannya kurang dari 25 kg dosis dihydroartemisinin adalah 2,5-4 mg/kg BB/hari dan 20 mg/ kgBB piperakuin, sekali sehari selama 3 hari.
    • Dosis DHP pada bayi yang berat badannya kurang dari 5 kg untuk malaria tanpa komplikasi mendapat dosis yang sama dengan bayi dengan berat badan 5 kg
  • Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan ibu menyusui bayi < 6 bulan dan bayi usia < 6 bulan. Dosis primakuin adalah 0,25 mg/ kgBB.
  • Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD yang dicurigai melalui anamnesis ada keluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman setelah minum obat (golongan sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain), segera kirim ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan atau rumah sakit. Dosis primakuin pada penderita malaria dengan defisiensi G6PD 0,75mg/kgBB/minggu diberikan selama 8 minggu dengan pemantauan warna urin dan kadar hemoglobin.
    • Obat lini kedua (sebagai obat kegagalan therapi DHP) untuk malaria yang digunakan adalah kina.
    • Sediaan kina tablet sebagai lini ke-2 malaria tanpa komplikasi dan kina injeksi untuk malaria berat.
  • Obat lini ke-2 selain kina saat ini dipertimbangkan untuk digunakan adalah obat ACT kombinasi artemeter lumefantrine dan kombinasi artesunate pyronaridin.
  • Apabila Obat lini pertama tidak ada/ tidak tersedia (Stock Out), selain kina, obat ACT jenis lain dapat disiapkan oleh program malaria maupun sektor swasta. ACT yang dipilih adalah kombinasi Artemeter + Lumefantrine.
  • Pada ibu hamil tidak diberikan primakuin, tetrasiklin ataupun doksisiklin
  • Relapse = reinfestasi pada waktu ≥ 28 hari