Resume

Cards (98)

  • Sistem Ekskretori
    • Proses pembuangan produk limbah metabolik dalam plasma darah atau cairan tubuh
    • Proses pengaturan cairan tubuh ekstraseluler
  • Proses pengaturan cairan tubuh ekstraseluler
    1. Pengaturan komposisi kimiawi cairan tubuh
    2. Pembuangan sisa metabolisme (CO2 & H2O)
    3. Penyimpanan sejumlah air, garam dan nutrien
  • Cairan tubuh umumnya terdapat dalam pembuluh darah
  • Organ ekskretori umumnya berbentuk saluran
  • Struktur alat ekskretori pada hewan
    • Struktur khas berbentuk tabung/saluran/kantung
  • Tipe alat ekskresi
    • Tipe 1: tubulus yang ujungnya bermuara dalam kantung/coelom/rongga (alat ekskresi manusia: ginjal)
    • Tipe 2: tidak bermuara dalam coelom (alat ekskresi cacing pipih)
  • Kekompleksan organ ekskretori

    • Ukuran tubuh yang semakin kecil: tidak membutuhkan organ ekskretori yang kompleks (melalui permukaan tubuh: difusi/osmosis)
    • Tingkat metabolisme
    • Macam-macam limbah yang dibuang
  • Hubungan ukuran tubuh dengan pembentukan organ ekskretori
    • Hewan akuatik: tubuh sangat kecil: melalui difusi sederhana, punya daerah permukaan luas untuk pembuangan amonia
    • Hewan akuatik: tubuh besar: pembuangan sisa metabolisme amonia melalui insang
    • Hewan untuk tubuh besar: perlu alat ekskresi spesifik pembuangan amonia dan nitrogen
  • Zat-zat yang di ekskresi
    • CO2 & H2O
    • Amonia
    • Urea
    • Zat warna empedu
    • Asam urat
  • Fungsi sistem ekskretori
    • Mengumpulkan air & menyaring cairan tubuh
    • Membuang & mengkonsentrasikan produk limbah dari cairan tubuh & mengembalikan substansi lain ke cairan tubuh yg dianggap penting untuk homeostasis
    • Mengeliminasi produk ekskretori dr tubuh
  • Organ ekskretori avertebrata
    • Protonephridia
    • Metanephridia
    • Tubulus malphigi
  • Tipe protonephridia
    • Di hewan avertebrata berukuran kecil: cacing pipih, rotifera
    • Ginjal tipe 2: tidak bermuara dalam coelom
    • Berupa tubulus buntu: Protonephridium
    • Ujung tubulus buntu dari nephridium: Organ bercilia (flame cell: sel api)
    • Cairan yg melewati tubulus, direabsorpsi & dikembalikan ke cairan tubuh
    • Flame cell & tubulus membentuk protonephridium
    • Tubulus protonephridium bermuara melalui nephridiopore
    • Cairan masuk karena gerakan silia
    • Proses: Ketika silia di flame cell bergerak, cairan & zat terlarut dari cairan interstitial akan masuk ke tabung -> proses filtrasi sederhana memisahkan substansi berguna dan tidak melalui nephridiophore -> air, zat terlarut diserap kembali
    • Proses filtrasi tidak kompleks
    • Cairan yang keluar gapunya nama urin hanya sisa metabolisme
  • Tipe metanephridia
    • Ditemukan pada sebagian besar hewan cacing tanah dan molluska
    • Berupa sepasang struktur (2 tubulus) atau metanephridium di tiap tiap segmen
    • Masing-masing nephridium berasal dari suatu corong bercilia: nephrostome
    • Terdapat dinding kapiler: untuk menyaring darah
    • Filtrat diakumulasi dalam coelom dalam bentuk cairan & diproses o/ metanephridia
    • Berbentuk tabung cairan masuk melalui nephrostome
    • Ginjal tipe 1: bermuara dalam coelom
    • Proses filtrasinya lebih maju karena ada pembuluh darah kapiler
    • Ujung dari tabung ada bukaan disebut nephridiophore
    • Proses: Cairan coelom masuk ke metanephridia melalui nephrostome -> ketika cairan masuk, air dan zat terlarut diabsorbsi -> urine diekskresikan melalui nephridiophore
    • Jauh lebih kompleks dari protonephridia
    • Hasil filtrasi lebih kompleks
    • Punya kolektif tubule, hasil filtrasi berdasarkan volumenya sudah banyak
    • Cairan yang keluar: urin
  • Tipe tubulus malphigi
    • Ditemukan pada serangga dan arthropoda lainnya
    • Organ ekskretorinya jauh lebih maju karena udah ada stoma, celom,
    • Sisa metabolisme yang dihasilkan sudah ada feces
    • Organ ekskretori modifikasi bergabung dengan sistem defekasi/pengeluaran sistem pencernaan
    • Ginjal tipe 1
    • Saluran bermuara pada coelom -> coelom bermuara pada rektum -> rektum mengeluarkan feses
  • Sistem ekskresi vertebrata
    • Ikan laut bertulang sejati
    • Ikan laut bertulang rawan
    • Amfibi
    • Reptil
    • Aves
    • Mamalia
  • Adaptasi hewan-hewan vertebrata
    • Memproduksi urin, konservasi garam
    • Membuang sisa metabolisme melalui kulit untuk menyimpan air & memasuki estivasi saat periode kering (Estivasi: keadaan aktivitas metabolik yang amat rendah)
    • Sebelum estivasi, urin disimpan di vesika urinaria yang besar untuk sumber air
  • Adaptasi hewan vertebrata di lingkungan kering
    • Fertilisasi internal, telur dengan cangkang: cegah hilangnya air
    • Bersisik, kulit kering: mencegah hilangnya air
    • Ekskresi limbah nitrogen : padatan asam urat: sedikit air yang hilang
  • Ginjal primitif vertebrata
    • Holonephros
    • Opistonephros
  • Perkembangan struktur ginjal lanjutan avertebrata
    • Pronephros
    • Mesonephros
    • Metanephros
  • Pronephros
    • Ditemukan pada hewan cacing & hiu
    • Ginjal pertama pada masa embrio
    • Berbentuk tabung
    • Ujung saluran bermuara pada suatu kantung, ada lubang cloaca
    • Ginjal tipe 1
    • Terdapat nephric duct & gonad
    • Terdiri dari beberapa tubulus nefron yang masing-masing terdiri dari glomerulus (pembuluh darah yang disaring) dan tubulus nefron yang terhubung dengan saluran ekskresi yang disebut nefrostom
    • Berfungsi dalam produksi filtrat awal
  • Mesonephros
    • Ditemukan pada hewan ikan & amfibi
    • Perkembangan tahap kedua dari ginjal embrio
    • Lebih maju dari pronephros
    • Nephric ductnya ada yang bermodifikasi menjadi epididimis yang berasal dari mesonephric tubule
    • Terdiri dari serangkaian tubulus nefron yang terhubung dengan glomerulus dan saluran ekskresi nefrostom
    • Berperan dalam ekskresi limbah metabolik, seperti urea, dan regulasi keseimbangan elektrolit, serta cairan dalam tubuh embrio vertebrata jantan
  • Metanephros
    • Pada mamalia
    • Ginjal definitif: tipe metanephros
    • Terletak di bawah, besar, banyak tubulus, tidak bersegmen, tidak punya nefrostoma
    • Bagian utama ginjal: Kapsula ginjal, Korteks, Sumsum ginjal, Rongga ginjal
    • Nefron: unit filtrasi terdiri dari korpus renalis (korteks dan sistem tubulus: medula
    • Korpus renalis tersusun dari glomerulus, kapsula bowman. Untuk menampung hasil filtrasi di nephron
    • Daerah medula mengandung tubulus: medula rays
  • Fungsi ginjal
    • Regulasi ion
    • Regulasi darah
    • Regulasi ph
    • Memproduksi hormon
    • Ekskresi
  • Struktur corpus renalis
    • Tersusun dr kapsula bowman dan glomerulus
    • Kapsula bowman disebut epitel pipih selapis yg disebut lapisan parietal
    • Lapisan piseral: lapisan luar glomerulus (endotel)
    • Ada sel podosit di glomerulus: membantu proses filtrasi
    • Arteriol afferent: tempat masuknya darah, kalo efferent membuang darah berguna dari glomerulus
    • Bagian yang melilit: filtration slit
    • Juxtaglomerular cells (sel juxta gromelusa) ada di arteriole afferent bersama macula densa di tubulus distal. Mereka bersama untuk mengatur kecepatan masuknya darah di afferent, yg menyensor normal atau tidak macula densa nya. Jika tidak normal, sel juxta akan memberi instruksi untuk vasodilatasi agar tekanan darah menjadi lebih rendah
    • Tubulus proksimal satu satunya yg ada cilia untuk menghalau benda benda asing
  • Sistem tubulus
    • Tubulus proksimal: Tubulus proksimal untuk reabsorpsiju, berukuran besar, Tubulus proksimal-lengkung henle-desenden-asenden, Lebih banyak di korteks, Memiliki lumen kecil dan tidak rata, lumen pekat, Mengandung satu lapis sel kuboid yang besar dengan sitoplasma granular eosinofilik, Mengandung banyak sisa metabolisme dan senyawa berguna, epitel kubusnya besar2, Batas sel tidak jelas karena interdigitasi membran sel basal dan lateral yang luas dengan sel tetangga, Sel memiliki mikrovili pada permukaan luminalnya (batas sikat khas)
    • Lengkung henle: Untuk menciptakan konsentrasi rendaman garam di sekitar cairan medula, Kemudian menghasilkan reabsorpsi air di tubulus kolektivus, Volume filtrat juga berkurang
    • Tubulus distal: Panjangnya lebih pendek, hanya sedikit jumlahnya di korteks, Memiliki lumen yang lebih besar, Dilapisi oleh sel-sel kecil berbentuk kubus, Sitoplasma kurang terlihat, Lipatan dan interdigitasi membran sel basal dan lateral yang dalam juga ada, Sel kekurangan mikrovili
  • Tubulus proksimal disusun sel kubus, mengandung cairan lumen pekat, bentuknya besar2, lumen warnanya pekat, mengandung banyak sisa metabolisme dan senyawa berguna, epitel kubusnya besar2
  • Tubulus distal disusun sel epitel kubus kecil2, lumen terang
  • Fungsi sistem saraf
    • Masuknya sensor: mengumpulkan informasi dan memantau perubahan yang terjadi dgn munculnya stimulus
    • Integrasi: memproses dan menginterpretasikan stimulus yang ada & menentukan respons
    • Keluarnya respons: sebuah respon terhadap rangsangan terintegrasi. berupa aktivitas otot atau kelenjar (hubungannya dengan endokrin)
  • Animal Neurul
  • Volume filtrat juga berkurang
  • Tubulus distal
    • Panjangnya lebih pendek, hanya sedikit jumlahnya di korteks
    • Memiliki lumen yang lebih besar
    • Dilapisi oleh sel-sel kecil berbentuk kubus
    • Sitoplasma kurang terlihat
    • Lipatan dan interdigitasi membran sel basal dan lateral yang dalam juga ada
    • Sel kekurangan mikrovili
  • Tubulus proksimal
    Disusun sel kubus, mengandung cairan lumen pekat, bentuknya besar2, lumen warnanya pekat, mengandung banyak sisa metabolisme dan senyawa berguna, epitel kubusnya besar2
  • Tubulus distal
    Disusun sel epitel kubus kecil2, lumen terang
  • Sistem Saraf
    • Masuknya sensor: mengumpulkan informasi dan memantau perubahan yang terjadi dengan munculnya stimulus
    • Integrasi: memproses dan menginterpretasikan stimulus yang ada & menentukan respons
    • Keluarnya respons: sebuah respon terhadap rangsangan terintegrasi. berupa aktivitas otot atau kelenjar (hubungannya dengan endokrin)
  • Diversitas sistem saraf
    • Semua hewan memiliki sistem saraf kecuali spons
    • Umumnya sistem saraf pada hewan terletak di bagian dorsal
    • Di vertebrata kompleks, ada dua tipe yaitu pusat dan tepi. Kalo di avertebrata salah satu aja. Misal cmn di ventral, dorsal, atau keduanya tp gapunya pusat
    • Cnidaria sarafnya menyebar gaada otak
    • Echinodermata sistem sarafnya kyk fibers ada di dorsal atau ventral
    • Di planaria, ada sistem saraf tangga tali
    • Pada arthropoda, seperti lebah sangat cerdas. Dapat memiliki bahasa tarian lebah dan mengingat lokasi. Sistem sarafnya sangat kompleks. Sangat mirip dengan chordata. Memiliki sistem saraf pusat
    • Cepalopoda juga udah ada otaknya yg dapat mengatur neuron di tubuhnya
    • Di chordata yg paling kompleks
  • Evolusi sistem saraf
    • Homolog : sistem saraf satu kali muncul (stenofora)
    • Konver gen : dua kali muncul
    • Evolusi yg membuktikan bentuk adaptif yg lebih masuk akal adalah yg homolog. Karena sekalinya terbentuk gabakal ilang
    • Kalo homolog, porifera muncul lebih dulu. Menggunakan prinsip (parsimoni). Prinsip parsimoni yaitu Semakin sedikit langkah yg dilakukan untuk mengkerabatkan, itulah yg paling mendekati kebenaran
    • Kalo konvergen, stenofora muncul lebih dulu. (stenofora udh punya saraf)
    • Jika sistem saraf tidak homolog di seluruh hewan maka mereka muncul lebih dari sekali, hasil yang tidak dibuat lebih atau kurang mungkin oleh salah satu kemungkinan penempatan untuk ctenophores
  • Perkembangan sel saraf orthogon
    1. Kelompok platyhelminthes
    2. Punya saraf pusat yg berkembang dari sistem saraf yg ada di dorsal dan ventral. Masing-masing dihubungkan oleh jembatan saraf (tangga tali)
    3. Berevolusi lagi secara ventral condosation pada protostomia. Cuma di ventral ajah
    4. Kalo berkembang jd chordata, mengalami dorsal condosatuion
  • Perkembangan cincin saraf mulut
    1. Ada di cnidaria (anemon laut)
    2. Berkembangnya dari mulut
  • Perkembangan nemertean
    1. Punya kelompok yg mirip dgn protostome
    2. Titik awal evolusi tali saraf dorsal dan ventral pada garis keturunan bilaterian karena memiliki tali saraf lateral
    3. Pergerakan tali saraf lateral ke sisi punggung dapat menyebabkan tali saraf dorsal chordates
    4. Dorsiventral inversion
  • Perkembangan annelid
    Polychaete annelid sebagai kerabat terdekat dari chordates, menjelaskan evolusi sumsum saraf dorsal chordata dengan inversi sumbu dorsoventral dari polychaete leluhur