FLAMEPHOTOMETRY 1

Subdecks (1)

Cards (38)

  • Flamefotometri
    (Fotometri Nyala)
  • Sejarah Flame Fotometri
    • Bunsen & Kirchoff menemukan unsur Cs (1860) & Rb (1861) → mengamati spectrum garis dalam pancaran nyala
    • 1920-1930 : Lundhegardh (ahli agronomi Swedia) mengembangkan sistem pembakar & metode pemasukan sampel untuk analisis kuantitatif pada pengukuran cahaya
    • 1930 : fotometri nyala sebagai alat analisis rutin di Eropa setelah PD II
  • Nyala bertemperatur rendah
    Memiliki spektrum emisi yang lebih sederhana → memudahkan daya pisah monokromator
  • Definisi flame fotometri
    • Suatu cara analisis instrumental berdasarkan intensitas cahaya emisi dari suatu atom bebas yang terdeeksitasi dalam suatu nyala
    • Logam alkali & alkali tanah terdisosiasi secara termal di dalam nyala api, sebagian atom yang diproduksi akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi
    • Saat atom kembali ke keadaan dasar, ia akan mengemisikan radiasi cahaya di daerah spektrum Sinar Tampak
    • Tiap unsur akan mengemisikan radiasi pada panjang gelombang tertentu
  • Warna nyala garam suatu unsur
    • Ba: hijau lemon (554nm)
    • Li: merah (670 nm)
    • Na: kuning emas (589 nm)
    • K: violet / lembayung muda (766 nm)
    • Ca: oranye 423 nm/ Ca(OH)2 622 nm*
  • Spektrum Emisi
    • Kontinu: berasal dari padatan yang berpijar, misalnya logam wolfram dalam lampu pijar
    • Diskontinu: Pita - berasal dari molekul yang tereksitasi, Garis - berasal dari atom atau ion tereksitasi → contoh pada AAS & flamefotometri
  • Struktur Nyala
    • Daerah pembakaran primer berwarna biru luminesensi karena spektrum dari C2, CH dan radikal lain, suhunya masih rendah
    • Daerah kerucut dalam → daerah dimana jumlah atom bebas paling banyak, merupakan daerah terpenting dalam spektroskopi, suhu paling tinggi
    • Daerah kerucut luar → udara sudah mulai masuk sehingga suhu turun dan ada reaksi sekunder yaitu oksidasi dari unsur pada daerah dalam, jadi sudah tercampur molekul oksida
  • Profil Suhu dari Nyala Gas Alam
  • Teori Flamefotometri
    Teori 1, Teori 2, Teori 3, Teori 4, Teori 5, Teori 6
  • Hipotesis Niels Bohr 1913

    Elektron-elektron suatu atom bergerak pada jarak tertentu mengelilingi intinya dan mempunyai lintasan atau orbit tertentu seperti planet dalam susunan tata surya
  • Proses Atomisasi
    1. Contoh berupa larutan jernih
    2. Contoh yang berupa kabut (aerosol) dialirkan kedalam nyala
    3. Desolvasi → Air atau pelarut lain dijadikan uap dan meninggalkan partikel garam kering
    4. Disosiasi → Pada temperatur nyala, yang tinggi, garam yang kering diuapkan dan sebagian / seluruh garam dipecahkan menjadi atom-atom bebas
    5. Sebagian dari atom-atom bebas bersatu dengan radikal-radikal lain /atom-atom lain dalam nyala
    6. Eksitasi elektron → Uap atom logam /molekul yang mengandung atom logam dieksitasikan akibat energi panas dari nyala
    7. De-eksitasielektron-elektronnya kembali ke keadaan dasar sambil mengeluarkan energi berupa cahaya emisi
  • Hubungan λ emisi dan tingkat energi

    λ emisi atom Li, Na, K dan Ca
  • Persamaan Boltzmann
    Untuk menghitung perbandingan atom keadaan tereksitasi terhadap keadaan dasar → % efisiensi atomisasi dalam nyala
  • Hukum Planck
    Ej = h. ν = h. c/λ, h = tetapan Planck = 6,63 . 10-34 Js, c = kecepatan cahaya = 3 . 108 m/s, λ = panjang gelombang (m)
  • Hubungan intensitas cahaya dengan kepekatan

    %E = k . C, %E = intensitas relatif dari cahaya emisi, K = tetapan, C = kepekatan
  • Kurva Kalibrasi Standar Flame fotometri
    Y = Bx + A, %E, intercept = 0, jika melewati titik 0,0
  • Catatan Khusus
  • PERINGATAN !! DILARANG MENYEBARKAN KEPADA PIHAK LAIN TANPA SEIZIN GURU ANALISIS INSTRUMEN