FLAMEPHOTOMETRY 2

Cards (20)

  • Flamefotometri

    Analisis instrumen menggunakan nyala api
  • Elviera, NIP. 198605232014022001
  • ANALISIS INSTRUMEN KELAS XII, SMK SMAK BOGOR, 2024
  • Flamefotometer
    • Nebuliser, mixing chamber, dan burner → Sistem Atomisasi
  • Komponen Flamefotometer
    • Contoh
    • Pompa udara (kompresor)
    • Tangki bahan bakar gas
    • Regulator (pengatur tekanan gas)
    • Nebuliser (pengkabut)
    • Burner (pembakar nyala)
    • Cermin cekung & lensa / diagfragma iris
    • Slit
    • Monokromator/ filter optis
    • Photodetector
    • Sistem pembacaan / galvanometer / read out
  • Block Diagram Instrumentasi Flamefotometer
    Instrumentasi Flamefotometer Jenway
  • 4 komponen utama flamefotometer
    • Burner: menghasilkan nyala api dalam bentuk dan suhu yang konstan
    • Nebuliser dan mixing chamber: memungkinkan larutan homogen bertransportasi menuju nyala dengan laju yang tetap
    • Filter optis : mengisolasi cahaya dari panjang gelombang yang akan diukur sehingga emisinya tidak terlalu lebar
    • Photo-detector: mengukur intensitas radiasi yang diemisikan oleh nyala
  • Fungsi dan mekanisme kerja bagian-bagian alat Flamefotometer
    1. Contoh dalam labu atau tempat lain masuk lewat pipa kapiler
    2. Pompa udara yang dipakai harus tanpa pelumas (oil-less) karena uap dari pelumas dapat mengganggu kebersihan nyala
    3. Bahan bakar yang dipakai biasanya LPG (Liquid Petroleum Gas / gas alam cair), propana, atau butana
    4. Tekanan udara dan bahan bakar diatur oleh pengatur tekanan agar mendapatkan aliran gas yang stabil dan tekanan yang diinginkan
    5. Atomizer : bagian dari alat untuk mengubah contoh dari larutan menjadi suatu aerosol (kabut) yang kemudian masuk kedalam nyala. Proses ini merupakan bagian yang paling menentukan hasil penetapan. Atomizer terdiri dari nebuliser, mixing chamber / spray chamber, dan burner
    6. Burner : menghasilkan nyala api dalam bentuk dan suhu yang konstan
  • Fungsi dan mekanisme kerja bagian-bagian alat Flamefotometer (lanjutan)
    1. Cermin Cekung & Lensa: mengumpulkan cahaya emisi dari nyala
    2. Slit: mengatur besarnya berkas cahaya yang dijatuhkan ke detektor
    3. Monokromator/Filter optis: mengisolasi cahaya dari panjang gelombang yang akan diukur sehingga emisinya tidak terlalu lebar, menyeleksi λ cahaya emisi sesuai unsur yang ditetapkan
    4. Photodetector: mengukur intensitas radiasi yang diemisikan oleh nyala dan mengubahnya menjadi energi listrik
    5. Sistem Pembacaan / read out / galvanometer: mentranslasikan energi listrik yang dialirkan menjadi data yang dapat terbaca
  • 2 Jenis Atomizer
    • Tipe Langsung: Semua larutan contoh baik yang halus maupun yang kasar masuk kedalam nyala
    • Tipe Tidak Langsung: Terjadi pemisahan aerosol kasar dan halus akibat adanya mixing chamber/spray chamber
  • Gangguan dalam Flamefotometri
    • Gangguan Kimia
    • Gangguan Ionisasi
    • Gangguan Anion
    • Gangguan Fisika
  • Gangguan Kimia
    1. Gangguan Spektra (Spectral Interference): Dialami bila memakai filter sebagai monokromator, penyebabnya beberapa unsur atau molekul ada yang mempunyai cahaya emisi dengan λ yang saling berdekatan
    2. Emisi Latar Belakang (Background Emission): Emisi yang kita baca dari suatu spektra selalu termasuk / disertai sinar lain dari api (gas bahan bakar) dan zat lain dalam contoh (misalnya pelarut)
  • Gangguan Ionisasi
    Adanya atom lain yang lebih mudah terionisasi akan memberikan sejumlah elektron ke dalam nyala sehingga mendesak ion menjadi atom → mempertinggi hasil analisis namun menyebabkan analisis terhadap unsur target kurang akurat
  • Gangguan Anion
    Anion dari asam pendestruksi, anion PO4
    1. , aluminat, dan ion lain yang sejenis dengan Ca akan membentuk molekul yang sulit dipecahkan → kadar analit lebih sedikit
  • Gangguan Fisika
    1. Akibat perbedaan tegangan permukaan antara sampel dan standar: Apabila kita menggunakan pelarut organik pada sampel sementara larutan standar menggunakan air sebagai pelarut sehingga terjadi perbedaan tegangan permukaan
    2. Akibat perbedaan kekentalan larutan: Kekentalan yang berbeda dapat mengganggu pengisapan larutan
  • Limit Deteksi
  • Spesifikasi Flamefotometer Jenway
  • Troubleshooting Flamefotometer
    • Hasil yang tidak stabil
    • Hasil pengukuran tidak linear
    • Flame tidak menyala
  • Referensi: Modul Flamefotometri SMK SMAK Bogor, PF7P Manual Jenway Flamephotometer
  • PERINGATAN !! DILARANG MENYEBARKAN KEPADA PIHAK LAIN TANPA SEIZIN GURU ANALISIS INSTRUMEN